Saturday, March 18, 2017

Kopaska, Salah Satu Pasukan Elit di Dunia



Assalamualaikum wr wb, kembali lagi di blog Tevort. Kali ini Tevort akan membahas tentang salah satu pasukan militier elit di Indonesia bahkan di dunia, Kopaska. Kekuatan militer merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi sebuah negara, karena dengan adanya kekuatan militer maka rakyat yang tinggal di negara tersebut akan merasa aman. Indonesia yang merupakan negara naritim dengan luas laut 2/3 dari seluruh luas negara, tentunya harus memiliki pasukan angkatan laut yang kuat untuk mempertahankan kedaulatan negara, baiklah mari kita bahas tentang pasukan elit ini.


Sejarah Kopaska

Kopaskan secara resmi berdiri pada 31 Maret 1962 yang diprakarsai oleh Presiden pertama Republik Indonesia yaitu Ir.Soekarno untuk membantunya menyelesaikan masalah Irian barat pada saat itu. Pasukan ini memiliki semboyan "Tan hana wighna tan sirna" yang artinya "Tidak ada rintangan yang tak dapat diatasi". Tugas utama dari pasukan ini adalah peledakan/demolisi bawah air termasuk sabotase/penyerangan rahasia kekapal lawan dan sabotase pangkalan musuh, torpedo berjiwa (kamikaze), penghancuran instalasi bawah air, pengintaian, mempersiapkan pantai pendaratan untuk operasi amfibi yang lebih besar serta antiteror di laut/maritime counter terorism. Jika tidak sedang ditugaskan dalam suatu operasi, tim tim Detasemen Paska dapat ditugaskan menjadi pengawal pribadi VIP seperti Presiden dan Wakil Presiden Indonesia.


Profil Kopaska

Satuan Kopaska saat ini bernaung di bawah Komando Armada (Barat dan Timur). Masing – masing dipimpin oleh seorang Kolonel/Letkol senior dari berbagai korps dalam TNI AL yang duluya juga pernah menempuh pendidikan Kopaska. Wakil Danpaska adalah Letkol dan detasemen dibawahnya dipimpin oleh seorang Mayor atau Kapten. Diharapkan untuk masa yang akan datang Kopaska mempunyai satu orang komandan pusat SATPASKA berpangkat Laksamana Pertama. Dengan adanya sistem terpusat seperti itu maka terciptalah satu komando pusat sehingga terciptalah keselarasan dan kebijakan mengenai latihan, persenjataan, peralatan yang ter integrasi antara satpaska yang bertempat di Armatim dan Armabar.

Logo Kopaska pada seragam pasukan

Kopaska juga akan resmi menyandang gelar pasukan komando. Dansatpaska TNI – AL bisa juga memproteksi anggotanya dari tekanan dan kepentingan pihak luar atau para petinggi TNI / TNI – AL yang tidak sesuai dengan karakter dan tupoksi pasukannya. Seperti sekarang, anggota Kopaska juga ada yang tergabung dalam Den Jaka Korps Marinir. Hal ini sempat menjadi Kontroversi dan polemik tersendiri antara petinggi Korps Marinir dan petinggi TNI – AL mantan Kopaska. Karena mereka adalah 2 pasukan dengan 2 karakter, kultur dan tradisi yang berbeda. Walaupun keahlian tempur bisalah dikatakan hampir sama. Toh, secara gampang orang awam akan berpikir “katak itu juga kan amfibi” karena Taifib juga bisa melakukan UDT. Reconnaissance di wilayah pantai yang akan didarati sampai memasang rambu untuk pendaratan seperti yang dilakukan Kopaska. Namun Taifib adalah bagian dari korps Marinir dan apa yang dilakukan Taifib secara keseluruhan adalah hanya untuk kelancaran operasi amfibi pasukan marinir. Berbeda dengan Kopaska yang melaksanakan tugas Special Naval Warfare secara utuh untuk kepentingan TNI AL dan TNI.


Pertanyaan kian memuncak kala itu karena faktanya satuan masing – masing (Kopaska dan Taifib) telah punya unit penanggulangan teror. Jadi untuk apa disatukan dalam Detasemen Jala Mengkara? Apakah agar supaya lebih terlihat sangar, keren dan fenomenal? Seperti saudara tuanya di SAT 81 Gultor? Tapi, harap diingat kalau Anggota SAT 81 Gultor adalah murni anggota Kopassus semuanya dan bukan campuran dari satuan khusus matra darat lainnya seperti Raider dan Ton Tai Pur. Sebab rasanya baru kali kita dengar Marinir dan Kopaska bergabung dalam satu kesatuan selain dalam Paspampres. Dan seharusnya, kalau memang nyatanya Den Jaka ber anggota campuran Taifib Marinir dan Kopaska maka akan lebih tepat kalau jalur komando atas pasukan itu berada langsung dibawah KSAL dengan nama DEN JAKA TNI – AL. Bukan dibawah KORPS MARINIR seperti sekarang.

Salah Satu Prajurit Kopaska
       

Proses Perekrutan Anggota Kopaska
   
Proses perekrutan personel Kopaska diadakan setahun sekali dan hanya personel TNI AL non-Marinir yang boleh mendaftar. Usia maksimal pendaftar adalah 30 tahun. Proses pemilihan ini memakan waktu selama tujuh bulan. Biasanya, dari 700-1500 pendaftar hanya 15-20 orang yang lulus seleksi pertama. Setelah itu, para lulusan seleksi pertama ini  harus mengikuti Pelatihan Empat Tahap, yaitu satu minggu latihan fisik (hellweek), setelah itu latihan dasar bawah air, latihan komando, dan latihan parasut. Biasanya setelah keempat tahap ini hanya lima atau enam orang yang lulus menjadi anggota Kopaska.

Proses perekrutan KOPASKA terbagi dalam beberapa tahap dan mempunyai spesifikasi khusus untuk perekrutan anggotanya. Spesifikasi perekrutan adalah anggota TNI AL (non Marinir), minimal sudah berdinas selama 2 tahun, lulus uji kesamaptaan dan kemampuan jasmani, lulus uji ketahanan domisili di air (tes ketahanan air), lulus psikotest khusus, lulus kesehatan khusus di bawah air. Setelah anggota dinyatakan lulus test maka diadakan pendidikan selama 10 bulan di Sekolah Pasukan Katak TNI AL (SEPASKAL)/Komando Pendidikan Operasi Laut-KODIKOPSLA/Komando Pengembangan Pendidikan TNI AL-KOBANGDIKAL) Ujung Surabaya. Sebelumnya adalah di Sekolah Penyelaman TNI AL (SESELAM) PUSDIKOPSLA KODIKAL Surabaya). Dengan materi umum antara lain :
  • Akademis umum angkatan laut (operasi laut, navigasi, mesin, elektronika, bangunan kapal, komunikasi dan lain lain)
  • Kepaskaan (doktrin manusia katak, penyelaman dasar, penyelaman tempur, renang tempur, kartografi, menembak berbagai jenis senjata, mengemudi, dan menangani kapal/perahu cepat dan lain lain)
  • Dik Komando (dasar komando, perang hutan, jungle survival/sea survival SERE, dan lain lain. Sebelum mempunyai pendidikan Komando sendiri siswa kopaska ikut dengan pendidikan komando hutan Marinir)
  • Terjun (Static dan AFF). Setelah melaksanakan terjun dasar mendarat di darat selanjutnya adalah spesialisasi kemampuan terjun (static & free fall) untuk mendarat di sasaran-sasaran lepas pantai dan laut.
  • Intelijen tempur, sabotase dan kontra sabotase, demolisi bawah air, dan SAR Tempur.

Personel Kopaska TNI AL dipilih dari orang-orang terbaik. Selain berotot kawat dan bertulang besi, mereka juga wajib datang dari Korps Pelaut. Syarat wajib lain harus sudah pernah bertugas di kapal TNI AL selama dua tahun atau lebih.

Mengapa harus pelaut? Pertama, anggota Paska (Pasukan Katak) harus mengetahui konsep perang laut secara menyeluruh. Misal hendak melakukan misi sabotase atau pembebasan sandera, mereka sudah harus tahu bagian-bagian kapal. Bila bukan pelaut, mereka akan kesulitan mengenal bagian-bagian dalam kapal. Kedua, jika sudah berpengalaman dalam KRI, insting mereka akan langsung bermain di mana kamar mesin, ruang amunisi, tanki bahan bakar dan sebagainya. Hal ini jelas akan berpengaruh dalam kesuksesan misi.

Latihan pertama yang harus dijalani oleh calon personel Paska adalah "hellweek". Latihan yang benar-benar menguras emosi, tenaga dan keringat sampai ke tetes terakhir.

Dalam buku Kopaska, Spesialis Pertempuran Laut Khusus yang diterbitkan dalam rangka 50 tahun Kopaska, dikupas soal hellweek ini. Setiap calon Paska tak pernah diberi tahu kapan rangkaian hellweek akan dimulai. Bisa saja tiba-tiba saat mereka belajar di kelas, atau saat tidur terlelap.

Hari pertama minggu neraka ini dibuka dengan ritual melahap nasi komando bersama-sama. Nasi komando adalah hasil blenderan nasi, lauk pauk, telur mentah, minyak ikan dan terasi. Makanan ditaruh dalam satu tempat dan dimakan secara bergiliran. Jika salah satu muntah di tempat itu, maka yang berikutnya tetap harus memakan nasi komando itu sampai tandas. Sebagai pelepas dahaga, minuman yang diberikan adalah jamu brotowali. Jamu ini memang menyehatkan, tapi mungkin merupakan minuman paling pahit di dunia. Setiap hari porsi tekanan terus ditambah hingga benar-benar memaksa seseorang untuk bertahan di titik maksimal.

Uniknya selama pendidikan, nama mereka diganti dengan nama hewan laut. Maka nama-nama tongkol, udang, paus, kakap wajib digunakan. Nah, kadang hingga pendidikan selesai, nama ini masih melekat di antara sesama mereka. Jika tak kuat pendidikan, silakan berhenti. Tak ada paksaan sama sekali untuk mengikuti latihan Paska ini.

Siswa yang gugur atau mengundurkan diri diminta meletakkan topi bajanya di pinggir lapangan. Dari situ kelihatan berapa orang yang telah mengundurkan diri dalam satu angkatan.


Proses perekrutan pasukan Kopaska

Demikianlah ulasan singkat mengenai Kopaska, dapat kita lihat betapa kerasnya usaha yang dilakukan oleh prajurit TNI untuk membela dan mempertahankan kedaulatan negara, mulai dari latihan hingga nanti dalam menjalankan misi,sudah sepantasnya kita sebagai warga negara turut serta menjaga kedaulatan dan perdamaian negara kita tercinta ini, sesuai dengan sistem pertahanan yang dianut negara kita yaitu Sishankamrata atau sitem pertahanan rakyat semesta di mana TNI dan POLRI sebagai kekuatan utama dan warga negara sebagai kekuatan pendukung, oleh karena itu kita seharusnya ikut berpartisipasi,misalnya dengan hal kecil saja seperti menghargai perbedaan dimasyarakat seperti perbedaan ras, agama, suku, maupun adat istiadat, bukanlah alasan untuk memecah bangsa melainkan untuk memperkuat persatuan. Merdeka!!!



Sumber referensi:
https://id.wikipedia.org/wiki/Komando_Pasukan_Katak
http://www.artileri.org/2015/01/kopaska-tugas-perekrutan-dan-hellweek.html
https://navy102.wordpress.com/2008/10/07/tni-al-kopaska-komando-pasukan-katak/

Sumber gambar:
https://i2.wp.com/jakartagreater.com/wp-content/uploads/2014/09/kopaska-7.jpg
https://www.hobbymiliter.com/wp-content/uploads/2016/12/Screen-Shot-1289.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhR_Rzp2tlLTF2icFhC77yw7jVicH7DnszgCNIN79IaZFRX-AS98yH25-DWDlOlJiXJw9nTMz-FylCF9YTnUkE1fmV_0nndj6CPB5KewrrzVW2xuIO1Rf09UxzE7HrRSmUgwHpMmL1NT4Gb/s1600/Komando-Pasukan-Katak-latihan.jpg
www.id.wikipedia.org

Previous Post
Next Post
Related Posts

0 comments: